Pandangan Yahudi Kuil Suci

Sejak dihancurkannya Bait Suci ini pada tahun 70 M., orang Yahudi terus berdoa agar Allah mengizinkan mereka membangunnya kembali. Doa ini adalah bagian resmi dari doa-doa Yahudi tiga kali sehari.

Namun tidak semua rabai setuju tentang apa yang akan terjadi terhadap Bait Suci yang dibangun kembali itu. Secara tradisional dianggap bahwa lembaga kurban binatang akan dihidupkan kembali, sesuai dengan aturan-aturan dalam Kitab Imamat dan Thalmud. Namun ada pendapat lain, mulai dari Maimonides, bahwa Allah dengan sengaja telah mengalihkan orang Yahudi dari kurban kepada doa, kerana doa adalah bentuk ibadah yang lebih tinggi. Jadi, sebahagian rabai (guru umat Yahudi) berpendapat bahwa kurban tidak dilakukan lagi di Bait Suci yang dibangun kembali. Rabai Abraham Isaac Kook, rabai kepala pertama dari komuniti Yahudi di Israel, pada masa sebelum negara itu terbentuk, mengatakan bahawa pengurbanan binatang tidak akan dilakukan lagi. Namun pandangan ini tidak diikuti oleh kebanyakan rabai. Salah satunya adalah rabai Haredi.

(Pandangan Rabai Kook tentang ibadah di Bait Suci kadang-kadang dipahami secara keliru. Bila orang membaca secara sepintas bagian dari "Olat Ri'iah" akan tampak bahwa hanya kurban biji-bijian yang akan dipersembahkan di dalam ibadah Bait Suci yang dipulihkan. Untuk memahami dengan benar posisi Rabai Kook tentang masalah ini, kita perlu membaca sebuah esai terkait dari "Otzarot Hari'iah")

Segelintir kecil kelompok Yahudi membangun pembangunan Bait Suci Ketiga di masa ini, tetapi kebanyakan orang Yahudi menentangnya, kerana berbagai alasan. Kebanyakan orang Yahudi yang saleh yakin bahwa Bait Suci itu hanya boleh dibangun kembali di masa mesianik, dan kerana itu terlalu sombong bila orang "seolah-olah" memaksakan tangan Allah membangunnya. Lebih jauh, ada banyak persyaratan ritual yang terkait dengan kesucian mereka yang membangunnya, sehingga pembangunan Bait Suci itu praktis tidak mungkin dilakukan.

Banyak orang Yahudi yang menentang pembangunan Bait Suci ini kerana reaksi negatif dari kaum Muslim yang mungkin akan muncul. Andaikan pun bangunan itu melengkapi bangunan-bangunan yang dianggap suci di dalam Islam yang saat ini berdiri di lokasi Bukit Suci itu, akan muncul kecurigaan besar bahwa proyek bangunan seperti itu akhirnya akan menghancurkan bangunan-bangunan itu dan digantikan oleh Bait Suci yang didirikan kembali di situ.

Agama Yahudi Ortodoks

Judaisme Ortodoks percaya dan mengharapkan bahwa Bait Allah akan dibangun kembali dan ibadah kurban, yang dikenal sebagai korbanot akan kembali dipraktekkan dengan pembangunan kembali Bait Allah yang ketiga.

Agama Yahudi Konservatif

Judaisme Konservatif telah memodifikasi doa-doa mereka. Buku-buku doa mereka mengharapkan pemulihan Bait Suci, tetapi tidak memohon dipulihkannya kurban binatang. Kebanyakan naskah yang terkait dengan kurban digantikan dengan ajaran Thalmud bahawa perbuatan baik kini berfungsi sebagai penebus dosa. Dalam doa utama, Amidah, ungkapan Ibrani, na'ase ve'nakriv (kami akan mempersembahkan dan mengurbankan) kini diubah hingga berbunyi asu ve'hikrivu (mereka dipersembahkan dan dikurbankan), hingga menunjukkan bahwa kurban binatang adalah praktek di masa lampau. Permohonan agar "kurban api-apian Israel" diterima pun dihapuskan.

Agama Yahudi Reformasi

Judaisme Reformasi tidak menuntut dipulihkannya lembaga kurban ataupun pembangunan kembali Bait Allah, meskipun sebagian buku doa kelompok ini mulai beralih kepada pengharapan pembangunan kembali Bait Allah sebagai suatu pilihan.